Tags » Islami

Islam bertentangan dengan logika



Agama Bertentangan dg Logika?

“Man tamanthaqa faqad fazandaqa”, demikian ungkapan terkenal dari tokoh besar dunia Islam, Ibn Taimiyyah. Arti harfiahnya kira-kira adalah, “Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir”. Apakah sikap seperti ini dapat dibenarkan? Ataukah mutlak salah? Apa implikasinya jika sikap seperti ini dibenarkan? Dan apa pula konsekuensinya jika ia mutlak salah? Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa salah secara bersama-sama?

Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya adalah akal rasional. Obyeknya adalah proposisi bahasa. Sedangkan proposisi bahasa merupakan cerminan dari realitas. Sementara realitas berkaitan dg segala hal yg "ada", baik (1) ada dalam kenyataan (2) ada dalam pikiran, atau (3) ada dalam kemungkinan. Karena itu penolakan terhadap kaidah berfikir ini mustahil dilakukan. Bahkan mustahil pula untuk semua khayalan yg mungkin dipikirkan (all possible intelligebles). Penerapan kaidah-kaidah berfikir yg benar telah menghantarkan para filosof besar pada keyakinan akan keberadaan Tuhan. Misal, Socrates dg The Most Beauty-nya, Plato dg archetype-nya, Aristoteles dg prime-mover-nya,‘Ibn Arabi dg al-jam’u bainal-‘addaad (coincindentia in oppositorium)-nya, Suhrawardi dg Nur-i-qahir nya, Mulla Shadra dan Mulla Hadi Sabzavary dg Al-Wujud Al-Muthlaq-nya.

Jelas-jelas penerapan logika bagi mereka tidak menentang agama. Malah sebaliknya, me-resapkan-kanisi agama sampai ke seluruh pori-pori rohaninya. Atau dg kata lain, membuat mereka mencapai "hakikat". Bahkan dalam dialog terakhir Socrates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya. Tentang Aristoteles, sebuah riwayat menyatakan bahwa ia adalah seorang nabi yg didustakan umatnya. Tentang ‘Ibn ‘Arabi, tidak ada yg menyangsingkan sebagai salah seorang sufi terbesar sepanjang sejarah dg tak terhitung pengalaman ruhani yg tertulis dalam lebih dari 700 kitabnya. Sedang Mulla Shadra , tujuh kali haji ke Mekkah dg berjalan dari Qum (Iran) hanya untuk memenuhi panggilan kekasih-Nya. Alih-alih mereka menentang logika, malah logika yg mereka gunakan sebagai kendaraan super-executiveuntuk mencapai hakikat. Dan sekali lagi logika tak bertentangan dg agama, malahan tanpa logika agama menjadi tak terpahami.

← Kembali
Komentar
[06/02/16] Y4di :

Islam bertentangan dengan logika

http://y4di.yn.lt/index/__xtblog_entry/10965469

mari belajar agama agar hidup lebih terarah.

[06/02/16] anandajak :

bnr bnget kang, setuju.


UNDER MAINTENANCE


Warning...!!!

Halaman ini di lindungi oleh Admin..

Kembali ke Beranda Atau hubungi FB Admin.

Terimakasih sudah nyasar di mari.